Calon Pekerja Pribumi mengaku Terzalimi Dengan Persyaratan Masuk Kerja di PT PPA, Jangankan Asam Urat dan Kolesterol, Kurang Tidur pun Ditunda Penerimaannya

Foto hanya ilustrasi

LAHAT, SS - Calon pekerja di Kecamatan Merapi Timur, Lahat mengaku terzalimi dengan persyaratan kesehatan yang diminta untuk dapat bekerja di PT. Putra Perkasa Abadi (PPA) yang merupakan sub kontraktor salah satu perusahaan tambang PT MIP di Kabupaten Lahat. 

Kezaliman yang diakui calon pekerja yakni calon pekerja tidak boleh memiliki penyakit apa pun, calon pekerja harus bebas dari penyakit, jangankan asam urat maupun kolesterol, calon pekerja yang kurang tidur pun di tunda penerimaannya sebagai karyawan di PT PPA yang diketahui baru 2 bulan bergerak di kawasan Merapi Timur, Lahat. 

"Kita harus bersih dari penyakit, jangankan kolesterol dan asam urat, calon pekerja yang kurang tidur pun ditunda penerimaanya," ungkap salah seorang calon pekerja yang tak mau namanya di publikasikan. 

Dia mengatakan, tes kesehatan yang dilakukan pihak PT PPA ini adalah tahapan terakhir yang menentukan calon pekerja diterima atau tidaknya. 

Ratusan calon pekerja lanjut dia, telah terdiagnosa memiliki penyakit setelah Medical Chek Up (MCU) oleh Rumah Sakit PT BA yang ditunjuk oleh PT PPA untuk melakukan MCU. 

 "Kalau itu persyaratan kesehatan yang diminta PT PPA, saya yakin se - Kecamatan Merapi Timur ini tidak bisa bekerja di PT. PPA, meskipun hasil diagnosanya diminta untuk dilakukan konsul dengan dokter spesialis dan maupun MCU ulang dirumah sakit lainnya," ungkapnya. 

Dan calon pekerja ini menduga, PT PPA meminta persyaratan kesehatan yang dinilai berlebihan agar rekrutmen pekerja warga pribumi dapat disingkirkan. 

"Kalau itu memang sudah menjadi aturan PT PPA, kita minta seluruh pimpinan, HRD dan karyawan PT PPA yang sudah bekerja  di MCU saja, kita ingin tahu apakah mereka sehat 100 persen tanpa penyakit ataukah penyakitnya lebih parah dari kita sebagai calon pekerja," pungkas calon pekerja ini dengan nada kesal. 

Sementara itu, pihak HRD PT PPA belum bisa memberikan klarifikasi terkait persoalan, beberapa kali dihubungi melalui via telpon belum memberikan jawabannya. (Fry) 





Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.