Kemendag Lutfi Hanya Beri Alokasi 19 Ton, Wajar Saja Konsumen Masih Antri Migor


LAHAT, SS - Kelangkaan minyak goreng membuat  warga cukup dipusingkan, maka tak heran saat pemerintah meluncurkan minyak goreng dengan harga yang lebih murah, warga langsung beramai-ramai menyerbunya.

Diberitakan sebelumnya, Antrean warga di Lahat, Sumatera Selatan, mengular hingga lebih dari satu kilometer demi mendapatkan minyak goreng pada operasi pasar yang digelar Pemkab Lahat di GOR Bukit Telunjuk, Rabu (09/03/22).

Namun banyak warga yang tidak kebagian. Aksi saling dorong pun terjadi hingga pagar GOR hampir rubuh.

Kepala Dinas Perdagangan Lahat, Fikriansyah mengatakan, operasi pasar digelar untuk mencegah para pengecer menjual minyak goreng dijual lebih dari HET yang ditentukan. Dia pun mengakui jika kelangkaan memang terjadi di tingkat distributor.

"Bukan karena ada penimbunan tapi karena stok, bahkan dari distributor beberapa yang sudah kita cek kemarin sedang kosong," ujar dia.

Awak media menyambangi Kantor Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya, langsung disambut Sanderson Syafe'i, ST. SH, Ketua YLKI guna meminta tanggapan terkait alokasi Kabupaten Lahat merujuk pada Daftar Distributor Minyak Goreng Sawit Propinsi Sumatera Selatan Program Domestic Market Obligation (DMO) disalurkan TMT tanggal 16 Februari 2022, Group Produsen Wilmar, Produsen (DMO) SAP Palembang, Nama Distributor SATP-Menara Nusantara Perkasa, Kota Lahat, Alamat Jalan Jend. Ahmad Yani Gudang H. Syamsul Kelurahan Pagar Agung, dengan Alokasi 19 Ton, yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Kamis (17/03/22).

Sanderson heran, dari mana nilai alokasi 19 ton tersebut, apakah dengan jumlah tersebut sudah memenuhi kebutuhan per bulan minyak goreng untuk penduduk di Kabupaten Lahat, tanyanya.

"Seharusnya Dinas Perdagangan Kabupaten Lahat transparan akan data alokasi minyak goreng ini untuk mencegah panic buying ditengah masyarakat, tidak terjadi antrian panjang hingga viral, lanjut Sanderson.

Ketua YLKI Lahat menyayangkan sebelumnya Mendag Muhammad Lutfi yang terkesan menyalahkan masyarakat atas kisruh ketersediaan minyak goreng belakangan ini karena panic buying dan terakhir Mendag menduga ada yang menimbun, dijual ke industri atau ada yang menyelundup ke luar negeri.  

"Menteri Perdagangan gak boleh seenaknya menyalahkan masyarakat, karena memang faktanya stok minyak goreng sulit didapat khususnya di Kabupaten Lahat" ujarnya. 

Lanjut Sanderson, adanya panic buying justru dipicu kelangkaan pasokan minyak goreng curah. Kelangkaan itu mendorong masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah beralih ke minyak goreng kemasan dimana akses mendapatkannya lebih mudah, Rumah tangga atau pelaku usaha UMKM meningkatkan stok minyak goreng, sebagai respon terhadap belum adanya jaminan ketersediaan minyak goreng oleh pemerintah, terlebih lagi segera menghadapi bulan puasa dan hari raya 1443 H. 

Sementara Kepala Dinas Perdagangan Sumatera Selatan, Dr. H. Ahmad Rizali, MA, mengungkapkan, data yang diterbitkan oleh kementerian perdagangan bahwa ada distributor yang bertempat di Lahat mendapat alokasi sejumlah itu. Ini data sebulan lalu, Dinas tidak dilibatkan dalam proses DMO. 

Ditempat terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, melalui Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI Suhanto, saat diminta tanggapannya terkait pernyataan Kepala Dinas Perdagangan Sumsel yang terkesan lempar tanggung jawab atas alokasi Lahat 19 ton, hingga berita ini diturunkan belum memberikan jawabannya. (Fry) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.