Jelang Ramadhan dan Pasca Kenaikan Harga Elpiji Non Subsidi, Antisipasi Kelangkaan Berpotensi Warga Mampu Pindah Ke Gas Melon
LAHAT, SS - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya meminta pemerintah dan PT. Pertamina (Persero) untuk memperkuat pengawasan distribusi, pasca dua kali dalam rentang waktu tiga bulan menaikkan harga gas elpiji non-subsidi tabung 5 kilogram (Kg) dan 12 Kg.
Sanderson Syafe'i mengungkapkan, hal itu perlu dilakukan lantaran adanya potensi beralih kelompok ekonomi mampu yang merupakan konsumen pengguna gas elpiji non-subsidi ke gas subsidi kemasan 3 kilogram (Kg). Ini menyusul adanya perbedaan selisih harga yang cukup jauh pasca kebijakan penyesuaian harga.
"Hal ini pasti akan terjadi peralihan karena gap harga atau selisihnya sudah semakin besar, hasil penelusuran harga LPG di agen penjualan gas kenaikan terjadi pada rentang harga Rp 191.000 hingga yang paling mahal sebesar Rp 198.000 per tabung dengan ukuran 12 Kg, sedangkan HET di kota Lahat Rp. 15.650 ukuran 3 kg" kata Sanderson kepada awak media, Sabtu (19/03/22)
Dia menerangkan, potensi tersebut terjadi lantaran mekanisme pemberian program subsidi elpiji bersifat terbuka. Sehingga, masyarakat kelompok ekonomi mampu lebih leluasa untuk melakukan pembelian gas elpiji subsidi kemasan 3 Kg yang banyak bocor ke warung-warung.
Sanderson menghimbau pengguna elpiji 5,5 kg dan 12 kg untuk tidak beralih ke elpiji 3 kilogram atau gas melon bersubsidi. Alasannya, gas melon hanya ditujukan untuk keluarga miskin.
“Karena itu, kami dari YLKI menghimbau agar masyarakat pengguna elpiji non PSO untuk tidak melakukan peralihan. Hal itu melanggar hak pengguna elpiji 3 kg," ungkap Sanderson.
"Karena sesuai aturan, gas melon memang hanya diperuntukkan untuk keluarga miskin dan pelaku usaha mikro, kecil, dan ultra mikro,” tambahnya.
Ia mengingatkan, jika masyarakat beralih ke gas melon, maka akan mengurangi hak keluarga miskin dan pelaku usaha mikro, kecil, dan ultra mikro yang telah terdaftar di Logbook.
" Pemerintah harus turun tangan dimana saat ini pola distribusi gas melon sudah ditetapkan berdasarkan kuota yang jumlahnya sudah ditetapkan sejak awal, untuk mengantisipasi kelangkaan selama Ramadhan dan idul Fitri 1443 H, pungkas Sanderson.
Sementara Ketua Hiswanamigas Lahat, Syaiful Zahri saat diminta tanggapannya melalui pesan singkat WA dan Direktur Utama PT. Pertamina, Nicke Widyawati melalui GM Pertamina MOR II SUMBAGSEL, Rachmad Suhud melalui Sales Area Manager Sumsel/Babel Pertamina MOR II, Sadli Ario Priambodo dan Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) II, Umar Ibnu Hasan, serta Sales Branch Manager (SBM) Rayon IV Sumsel Babel, Ahad Jabbar Syaifullah, hingga berita diturunkan belum memberika jawabannya terkait persoalan ini. (Fry)
Post a Comment