SD dan SMP Terapkan Sekolah Gratis Program Pemerintah Kabupaten Muara Enim
MUARA ENIM, SS - Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Muara Enim H Sartimin SIP MM menjelaskan, kegiatan sosialisasi pendidikan sekolah gratis yang merupakan visi misi dari Bupati Muara Enim ini perlu diketahui oleh masyarakat Kabupaten Muara Enim. Utamanya sebagai leding sector, Diknas pendidikan dan Kebudayaan, unit sekolah, komite sekolah dan semua stekholder masalah kepemimpinan yang ada di wilayah di Kabupaten Muara Enim.
“Inti tujuan kegiatan ini agar jangan salah pengertian, jangan salah persepsi menjelaskan masksud dan tujuan pemerintah kabupaten memberikan sekolah gratis termasuk didalamnya itu pakaian, sepatu dan buku tulis. Hal ini semata-mata untuk mengurangi beban orang tua dan sangat prioritas, jangan ada usia anak yang tidak sekolah dimana pun,” katanya.
Pihaknya akan mengupayakan agar anak-anak harus sekolah. Ini semua di bagi rata tidak ada yang anak jurang, anak pedagang, anak orang kaya maupun anak pejabat sama mendapatkan posis di sekolah, sehingga tidak ada kecemburuan.
“Semoga sekolah-sekolah ini menjadi ramah anak menerapkan sapa, salam, semyum jadi suatu keluarga besar. Saya berharap kedepan anak ini bisa menjadi penerus anak bangsa, menjadikan sekolah menjadi agamis dan berkarakter,” ungkapnya.
Lebih jauh dibeberkannya, bahwa hal ini adalah pokok-pokok pertemuan yang merupakan agenda tahunan untuk mendorong kepala sekolah dan guru supaya ini bisa diterapkan sebaik-baiknya.
"Kalau pun ada guru atau kepala sekolah melanggar aturan tersebut akan dikenakan sangsi teguran, pengawas sekarang sangat ketat. Kepala sekolah yang menyimpangkan dana bos kita akan laporkan ke pihak berwajib dan pihak media siap mempublikaskannya," ujarnya.
Sementara Pengurus Dewan Pendidikan Kabupaten Muara Enim, Eka Wati SE menyampaikan kepada kepala sekolah baik dari tingkat SD dan SMP di Kecamatan Lawang Kidul tujuannya kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan karakter kesiswaan. Mulai dari kepala sekolah dan guru. Dalam berpendidikan keteladanan mulai dari cara bicara, mulai berpakaian, termasuk kedisiplinannya. Contoh mau menyuruh anak disiplin namun gurunya tidak disiplin,” terangnya.
Didampingi itu ia melarang tegas untuk tidak menjual LKS disekolah baik begitu juga di koperasi sekolah, mulai dari tinggat SD dan SMP, karena isi soal maupun jawaban dalam LKS itu banyak tidak nyambung kata-katanya. Baik itu juga dengan ada LKS tersebut membuat guru-guru menjadi malas menggajar untuk menulis di papan tulis atau juga menerangkan kepada siswanya pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
Apa salahnya pihak kepala sekolah membuatkan kepada guru buat soal agar siswa lebih kreatif dan guru pun menjadi lebih baik lagi. Kalau pun ada sekolah full day tidak ada lagi tugas tambahan atau PR semua tugas siswa sudah selesai di sekolah itulah, baik itu SD dan SMP. Baik itu sekolah yang Full Day tidak ada satu pun gurunya yang izin karena Sabtu-Minggu sudah libur kecuali ada yang penting sekali.
"Untuk siswa pulang jam 2 siang untuk guru maupun kepala sekolah pulang jam 3 sore. Kalau dihitung jam kerja guru maupun kepala sekolah 37,5 jam seminggu tanpa istirahat. Guru bukan istirahat diruang, guru lihatin anak untuk selalu pendekatan aktif kepada siswa, tanpa disuru dia suka, karena contoh dari kita terlebih dulu. Begitu juga kepada kepala sekolah untuk cobalah dikasih bonus tambah buat operator sekolah yang telah membantu tugas laporannya sekolah agar bisa pencairan dana, karena mereka jantung sekolah yang dapat membantu sekolah dalam tugas laporan keuangan,” ucapnya.
Dengan diadakannya rapat sosialisasi Dewan Pendidikan Kabupaten Muara Enim agar semua pihak kepala sekolah baik itu dari tingkat SD maupun SMP dapat mampu melakukan program Kabupaten Muara Enim, dalam program “Merakyat Sekolah Gratis yang Agamis, Berdaya Saing, Mandiri, Sehat dan Sejahtera.
Untuk itu dengan adanya rapat ini baik kepala sekolah terkait dengan tugas dan posisinya yang sangat strategis, kepala sekolah dituntut memiliki kreatifitas, yakni kemampuan untuk mentransformasikan ide dan imajinasi serta keinginan-keinginan besar menjadi kenyataan.
“Untuk menjadi orang kreatif, seorang kepala sekolah dituntut harus memiliki imajinasi, harus memiliki kekuatan ide melahirkan sesuatu yang belum ada sebelumnya. Kemudian untuk menjadi orang kreatif, dia juga harus berusaha mencari cara bagaimana ide-ide tersebut diturunkan menjadi sebuah kenyataan. Dengan demikian, untuk menjadi kreatif setiap kepala sekolah harus memiliki dua variabel utama, ide dan karya,” ungkapnya.
Senada Kepala Sekolah SDN 25 Lawang Kidul, Sri Juita SPd saat di wawancara disekolahannya, berharap ia dapat melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, melibatkan guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa. Melakukan analisis apakah program sekolah sesuai dengan kegiatan harian guru. Melakukan analisis apakah kegiatan yang sedang berjalan dan program belajar. Melakukan evaluasi bersama dengan menggunakan data dari beragam sumber. Memberi kesempatan bagi guru untuk akses pada teori-teori yang mendasari pengetahuan. Melakukan analisis apakah program pembelajaran siswa sesuai dengan tujuan.
“Dengan diadakannya rapat ini, agar kami kepala sekolah maupun guru-guru lebih dekat lagi dengan murid, sehingga siswa sekolah dapat menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya.(KLT)
Post a Comment