Inginkan SFC Profesional, HD Larang Anak dan Mantu Jadi Pengurus SFC

PALEMBANG, SS - Pasca turun kasta tim sepakbola kebanggaan masyarakat Sumsel Laskar Wong Kito, mendapat perhatian serius oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru. Pihaknya bakal mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan Sriwijaya dari keterpurukan saat ini.

Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan, pasca terdegradasinya tim SFC ke liga dua, bebelum menjadi Gubernur, dirinya sering meminta pendapat mendengar apa yang diinginkan masyarakat.

“Harapan masyarakat Sumsel sangat besar, semua bangga dengan SFC. Setelah saya dilantik, posisi sudah menjelang putaran terakhir liga satu. Banyak yang meminta saya untuk intervensi, saya pelajari secara hukum. Saya tentu tidak boleh gegabah menyikapi itu. Begitu saya masuk, saya panggil pejabat berkepentingan,” ujarnya saat konferensi pers di Hotel Horison, Senin (7/1/2019).

Ia juga menuturkan, saham Pemprov pasca 27 Juli 2018 ada perubahan kepemilikan saham.

“Saya perhatikan itu, saya liat Pemprov 11 persen. Ada peran Pemprov, tapi bisa berperan seperti apa. Saya pikir ini gelas retak, urung idak dio pecah. Idak diambek, kita memiliki ini. Kita ambil hikmahnya,” katanya.

Ia juga mengungkapkan, pihaknya sudah membentuk tim prestasi, maka sebagai kepala daerah dirinya mengambil sikap.

“Saya ajak ketemu PT SOM dan jajaran untuk kebaikan sepak bola kita. Salah satu ada dipikiran saya, pada pertengahan Januari saya ingin duduk sama-sama.  Pak Mudai, akan saya undang bersama para tokoh sepak bola Sumsel duduk rembuk, berikut juga tiga suporter besar. Saya minta ada perwakilan suporter, apa yang harus dilakukan untuk SFC,” bebernya.

“Ini saya ajak, agar ini berjalan sehat. Tidak ada sangka buruk. Saya minta tokoh sepakbola, pers dan suporter untuk membenahi ini. Agar jadi tim sepakbola yang membanggakan kita. Peran Pemprov lemah, sikap saya sambil sebagai kepala daerah, saya ingin dengar suporter apa maunya termasuk kepemilikan sahamnya.  Saya ajak PT SOM,  agar melibatkan masyarakat,” ucapnya.

Lanjutnya, sebelum tanggal 15 Januari akan dibuat pertemuan khusus, duduk bersama.

“Termasuk saham, masyarakat dan suporter punyak hak, ada keterwakilannya. Saya duduk disini sebagai Gubernur. Apapun hasil rembuk itu, saya minta PT SOM untuk patuh pada hasil musyawarah. Saya minta PT SOM tetap menyikapi,  dalam pertandingan di liga dua nanti. Saya tidak ingin sepabola ini ditarik ke politik. Ini punya masyarakat, ini profesional,  olahraga," ucapnya.

Dengan tegas ia ingin masyarakat punya rasa memiliki yang tinggi. Itu poin pentingnya, kehadiran pak Mudai tunjukkan yang baik, ia bicara sebagai kepala daerah.

HD khawatir SFC tidak menjadi sesuatu yang membanggakan lagi. Pemprov untuk ambil alih ini, bukan serta merta sahamnya. Ini profesional, Gubernur sebagai pembina dan pengawas. Anak-anak, menantu HD tidak boleh ikut kepengurusan.

"Saya ingin ini profesional, saya minta pak Mudai, ikut hasil kesepakatan itu. Kalau orang berminat, politisi, manusianya boleh ikut dalam kepemilikan saham. Orang punya keinginan tidak masalah, yang penting tetap profesional. Kalau ini profesional, dia akan besar. Kalau ada person politik, saya Gubernur tidak akan mengajak anak untuk jadi pengurus. Aku sebagai Gubernur, keputusan plure harus diikuti, aku ingin SFC ini jadi membanggakan. Pemilik saham kalau bisa jangan orang politik. Pak Muday harus legowo, kalau memang harus mendegradasi sahamnya,” pungkasnya.(Fry)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.