Wartawan Dicekik Oleh Oknum Pegawai Dinas Pertanian Prabumulih

PRABUMULIH, SS-Aksi kekerasan terhadap awak media kembali terjadi, kali ini dialami oleh Salahudin (43) wartawan dari Media Mitra Pol Biro Prabumulih. Menurut pengakuan Salahudin dirinya dicekik oleh oknum pegawai Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih yang bernama Rudi.

Dikatakannya, saat itu dirinya hendak menemui Kepala Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih Syamsu Rizal diruang kerjanya di lantai 6 Gedung Perkantoran Pemkot Prabumulih.
 

“Sebelum masuk keruangan saya bertanya terlebih dahulu kepada pegawai bernama Rudi yang duduk didepan ruangan kepala dinas, apakah Pak Syamsu Rizal ada atau tidak. Namun pertanyaan saya itu tidak ada tanggapan dan hanya diam saja. Karena tidak ada jawaban saya langsung masuk keruang Syamsu Rizal dan melihat yang bersangkutan ada. Ternyata didalam ruangan ada rekan media yang sedang wawancara dengan kepala dinas, oleh karena itu saya langsung keluar ruangan,” terangnya.
 

Rupanya, usai ketemu Kadis Syamsu Rizal, Rudi menyusul menemui. Nah saat menemui Shalahuddin didepan eskalator, ia merangkul Shalahuddin dan hendak mencekiknya.

“Waktu didepan ekskalator ternyata Rudi ikut menyusul keluar dengan merangkul dan mencekik leher saya. Saya pun mengelak dan kembali keruangan kepala dinas untuk melaporkan permasalahan ini ke Syamsu Rizal,” jelasnya.
 

Mendengar permasalahan ini, Syamsu Rizal langsung saja memanggil Rudi dan meminta maaf agar masalah ini diselesaikan. Shalahuddin pun meluapkan kekesalannya ketika Rudi hendak mencekiknya.
 

Shalahuddin pun usai kejadian langsung ke Polres Prabumulih untuk melaporkan kejadian ini. Namun disarankan agar diselesaikan secara baik dan tak berkepanjangan.
 

Ujang, salah satu awak media yang berada didalam ruangan kepala dinas waktu kejadian mengatakan dirinya mendengar penjelasan dari Syamsu Rizal bahwa anak buah yang bernama Rudi mengalami tekanan batin sehingga mengakibatkan tempramennya tinggi. “Kalau memang anak buahnya ada gangguan, mengapa masih dipekerjakan,” ungkap Ujang.(NR)